Propertidesain.Com (Jakarta ) – Presiden Direktur dan CEO INPP, Anthony Prabowo Susilo, menuturkan “perjalanan panjang akuisisi dan konservasi proyek apartemen Antasari Place menurutnya, ini bisa jadi merupakan salah satu kisah sukses pengambilalihan proyek dengan proses homologasi yang diselesaikan seratus persen di Indonesia”
PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) berhasil membuktikan komitmennya dengan menyelesaikan pengambilalihan dan pembangunan proyek apartemen Antasari Place (sebelumnya 45 Antasari) yang sempat mangkrak dan kini telah hampir seratus persen diserahkan kepada konsumen.
“Proposal dan rencana investasi kami terima pada Maberet 2021 dan akuisisi selesai pada September-Oktober 2021,” jelas Anthony Dirinya memberkan bahwa yang menjadi kunci keberhasilannya adalah transparansi dan komitmen.
“Saya selalu terbuka, tidak menutupi apa-apa. Sampai hari ini, dengan senang hati lapor kami telah menggenapi bisa dikatakan 100 persen apa yang sudah kami commit di homologasi. Jadi kami bukan hanya memberikan janji, tapi berbagai janji itu sudah terwujud,” tegas Anthony.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Prospek Duta Sukses, AH Bimo Suryono, yang kini berada di bawah naungan INPP, mengakui bahwa dunia properti tidak bisa hanya dengan janji. Dirinya mengisahkan, bahwa kondisi pasar properti saat proyek ini pertama kali diluncurkan sebetulnya dalam kondisi terbakar . Namun karena sesuatu hal, target malah tidak terpenuhi dan konsumen kecewa.
“Saat itu kami masuk dengan menawarkan satu proposal yang akhirnya diterima oleh mayoritas konsumen sesuai keputusan homologasi. Fakta bahwa proyek ini selesai adalah sesuatu yang luar biasa. Padahal sebelumnya, banyak orang yang berdiskusi. Sekarang di bawah INPP sudah dibuktikan proyek ini selesai,” tambah Bimo.
Anthony mengungkapkan, “dari 980 unit di Tower 1, sebanyak 175 unit telah dialihfungsikan menjadi serviceresidence dengan brand Citadines Antasari Jakarta, sehingga unit yang tersisa untuk dijual tinggal 105 unit. “Antasari Place tahun ini memecahkan rekor dari sisi penjualan,” klaimnya.
Untuk menangani konsumen dari pengembang sebelumnya, INPP memberikan beberapa opsi, termasuk pengakuan uang muka dan opsi penggabungan unit. Meski menurut aturan homologasi seharusnya hangus jika telat bayar, akan tetapi manajemen masih memberikan kebijakan potongan 20% bagi yang ingin melanjutkan.
Mengenai Tower selanjutnya, Anthony menyatakan masih dalam tahap perencanaan yang matang. “Lagi kita racik, lagi kita pikirin mau dibangun seperti apa, apakah 2 Bedroom, 3 Bedroom, kita lihat marketnya,” ujarnya
Menangapi kondisi ekonomi terkini yang dinamis, Anthony menyikapinya dengan optimis. “Menurut kami tidak lebih sulit dibandingkan pandemi kemarin. Waktu kita mengambil alih proyek ini di tengah situasi pandemi. Kita sebagai pengusaha harus tangguh,” katanya.
Menurutnya, strategi INPP dalam menghadapi tantangan tahun ini, khususnya di sektor perhotelan, adalah dengan tidak terlalu bergantung pada segmen MICE ( Meeting, Incentive, Convention, Exhibition ) dan sektor pemerintahan . “Hotel-hotel kami cukup stabil karena kami tidak terlalu bergantung sama sektor pemerintah . Tim kami cukup lincah,” tutupnya.